Seorang perempuan di pinggiran Dili, Timtim, Marietta kawin dengan anggota ABRI asal Jawa. Suatu hari putera mereka kembali dari sekolah dengan wajah murung dan langkah gontai.
“Ada apa sayang?” tanya Marietta.
“Saya ini orang Tımtim atau Jawa, sih?”
“Lho, kenapa kamu bertanya begitu? Memang ayahmu ABRI Jawa dan ibumu Timtim. Tapi bukankah kau bisa menjadi kedua-duanya?”
“Saya bingung!” sahut anaknya, “Tadi di sekolah ada teman sekelas bawa sebuah radio kecil dan hendak menjualnya Rp 20 ribu pada saya. Dan saya tak tahu, apakah saya harus menawar atau mengambil saja radio itu.”