Saat menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Khusus (Menrakus), Harmoko dapat tugas dari Pak Soeharto untuk melawat ke sejumlah negara di benua Afrika. Perjalanan tersebut untuk menemukan pola demokrasi ala Afrika.
Malang tak dapat ditolak, saat berkunjung ke sebuah daerah suku terasing Afrika rupanya Harmoko terpisah dari rombongan dan stafnya. Ia ditangkap oleh sebuah kelompok suku yang masih kanibal.
Di Jakarta, rupanya Soeharto sudah lama menanti kabar dan laporan Menrakus yang biasanya selalu meminta petunjuk darinya itu. Tunggu punya tunggu, datanglah sepucuk surat dari ketua suku kanibal.
Isi suratnya: Dengan hormat. Terima kasih banyak atas kebaikan Anda mengutus seorang menteri kepada kami. Menteri Anda itu sungguh baik, penurut, sabar dan juga lezat. Sayang bagian otak yang selalu jadi kesukaan saya rupanya tidak ada.